f

Temenku Nikah

Assalamualaikum.wr.wb


Kita nggak tau antara janur kuning atau bendera kuning yang kita temui lebih dulu.

Tahun ini sudah ada 2 perayaan wedding dari temanku. Teman SMA dan teman SD. Dua-duanya temen deket. “konco plek” istilah bahasa jawanya. Teman SMAku melangsungkan pernikahannya bulan Januari lalu. Kemudian disusul teman SDku yang melangsungkan pernikahan di bulan Juni ini. Meskipun berbeda teknisnya. Karena yang satu kita masih bisa bersalaman dan berfoto2 ria secara langsung dengan si pengantin. Bahkan sempat mengobrol sebentar

“Wuiihh selamat ya, semoga berkah dan menjadi keluarga samawa”

“Aamiin. Ndang lulus ya. Terus nyusul” (Aamiin. Cepet lulus ya, terus nyusul).

Aku juga sempat ngobrol sebentar sama keluarga dan saudaranya. Waktu itu belum ada si corona ngeselin ini. Ya di situ kita saling tanya kabar dan saling mendoakan. Ini waktu aku menghadiri wedding teman SMA.

Sedangkan yang satunya lagi kondangannya lewat sosial media. Disediakan google meet untuk menyaksikan live akad nikahnya. Dishare juga di Instagram. Ikut seneng dengan kabar bahagia ini, meskipun kondangan via online dan acara berlangsung khidmat. Wuihh banyak juga ternyata temenku yang udah nikah: teman SD sudah 2, teman SMP juga 2, dan teman SMA juga 2.

Arti pernikahan itu sendiri sebenernya kaya perjanjian gitu ga sih? Dari akad nikah, yang memiliki arti berjanji hidup bersama untuk mengharap ridho-Nya. Dengan pernikahan juga menyatukan 2 manusia yang sebelumnya saling pandang aja haram, saling bersentuhan haram menjadi halal. Momen sakral ya. Eh bentar deh, gw ngomong begini kaya tau banget dah soal pernikahan wkwk. Sebelum nulis aku sempet baca-baca artikel gitu tentang nikah.

Dari momen pernikahan temen-temenku ini aku belajar ternyata kini hidup sudah mulai memasuki fase yang berbeda. Sudah berkepala 2. SIM dan KTP sudah punya. Sudah dianggap dewasa menurut hukum negara. Akan ada saatnya aku/kita juga akan menyusul seperti mereka di waktu yang sudah ditentukan. Di satu sisi, aku jadi tersadar bahwa memasuki umur 20 tahun itu hidup tidak hanya memikirkan tentang hari ini saja. Tapi perlu menyusun life’s plan 5 tahun, 10 tahun, dsb. Yah, kita emang gak tau sih apa kita masih hidup 10 tahun lagi. At least dengan rencana yang sudah disusun itu kita tahu hal-hal yang harus dilakukan. Yah tapi namanya juga manusia hanya bisa berencana sisanya kita serahkan kepada Sang Pemilik rencana.

Aku jadi inget juga bahwa ada 2 hal yang itu di luar kendali kita: jodoh dan maut. Beberapa temanku mungkin digariskan dipertemukan dengan jodohnya dulu. Mungkin beberapa dari kita bertemu dengan maut lebih dulu, kita nggak ada yang tau. Sekali lagi, 2 hal itu sudah diatur. So, the only way we can do is just prepare ourself. Persiapkan diri sebelum salah satu dari itu datang ke kita. Misal mau dapat jodoh yang abcde. Ya berarti kita juga mulai mempersiapkan abcde. Kan katanya jodoh kita itu cerminan kita. Jadi, ada baiknya kita semakin meningkatkan kualitas diri kita. Kualitas lahiriah dan batiniah. Tapi, jangan lupa kita juga perlu mempersiapkan diri kita untuk kematian. Perbanyak tabungan amal, beribadah semaksimalnya, sholat fardu jangan sampai ditinggalkan, and all that things. Kemarin, waktu aku kondangan ke temen SMAku itu dia bilang, “kita kan nggak tau antara janur kuning atau bendera kuning yang kita temui lebih dulu”.

Kalo dipikir-dipikir masih ngga nyangka aja gitu perasaan baru kemarin kita belajar bareng buat UN, jajan bareng di kantin sekolah, dan cerita tentang suatu film pas istirahat kelas. Sekarang udah masuk episode hidup yang baru. Well, selamat menjalani hidup baru, sis. Happily ever after. Doa terbaik buatmu, kamu doain aku juga ya! :)

CONVERSATION

2 comments:

  1. akupun gak nyangka kita udah tua iz :")

    ReplyDelete