Naik Kereta di Tengah Corona #dirumahaja
Assalamualaikum.wr.wb
Perjalanan pulang kali ini terasa beda. Sangat beda. Setelah
2 minggu menjalani karantina di kos, akhirnya aku disuruh pulang di tengah
kondisi pandemik covid-19 ini. Perasaan yang ada di dalam hati jelas senang
karena bisa pulang, tapi ada sedikit perasaan was-was
selama di perjalanan. H-1 sebelum pulang Ibu ngasih tau banyak hal tentang
teknis pulang kali ini.
Besoknya, aku berangkat meninggalkan kos sesuai petunjuk
yang Ibu berikan semalam. Aku pake masker double dan sedia alkohol+tisu basah
di kantong biar gampang semprot2. Aku ngga pake hand sanitizer karena ngga
sempet beli (dan hand sanitizer udah mulai langka) di satu sisi emang ga pernah
pake sebelumnya. Jadi aku bawa alkohol 70% yang botol kecil+tisu basah.
Mulai dari otw ke stasiun. Setelah pamitan sama ibu kos aku
berangkat ke stasiun naik gocar. Prosedur pertama yaitu habis pegang handle pintu
mobil gocar nya (handle luar dan handle dalam, baik saat masuk ke mobil atau
keluar mobil), langsung bersihkan tangan pake alkohol+tisu basah atau hand
sanitizer. Di dalem mobil, gausah pegang apa-apa dan kalo bisa gausah ngobrol
sama drivernya (upaya preventif). Oiya, sebaiknya pembayaran cashless aja (pake
gopay/ovo). Sekali lagi, demi menjaga keselamatan bersama. Oke, prosedur pertama
terlaksana.
Di stasiun. Selalu jaga jarak dengan orang-orang sekitar, hindari
kerumunan, hindari ngobrol sama orang. Sehabis cetak tiket bersihkan tangan,
dan kalo mau duduk di waiting room ikuti aturan stasiun. Kursi yang ada tanda X
ya jangan didudukin. Prosedur kedua terlaksana.
Pas di kereta: sebelum duduk, aku lap kursi ku pake
alkohol+tisu basah. Gak cuma kursiku, tapi kursi di sebelahku, kursi di
depanku, tempat naro kaki, jendela, colokan, gantungan, pencetan buat mundurin
kursi, semua, yang di sekitarku aku lap juga sebelum duduk (ini aku diajarin
temenku, arina dan septina, hehe thx infonya rin, tin).
Habis itu baru aku duduk dan berusaha ga pegang-pegang apapun (jendela, majalah
kereta, dsb). Jangan lupa berdoa, minta perlindungan kepada Allah. Laa haula wa
laa quwwata illa billah.. Suasana di kereta juga ngga kaya biasanya. Antar
penumpang ngga ada yang duduk sebelahan gitu. Bener-bener physical distancing.
Salut, masyarakat aware sama keselamatan diri sendiri dan orang lain. Kereta berangkat
on time terus aku tidur sepanjang perjalanan. Prosedur ketiga terlaksana.
Setelah perjalanan selama 5-6 jam Alhamdulillah aku sampai
di rumah. Pas waktu maghrib. akhirnya aku bisa pulang. Aneh sih, sampe rumah nggak
boleh salim ☹ “kan social distancing” kata ibu. Hmm oke.
Selanjutnya aku lepas sepatu, lepas masker, dan naro tas masih di teras soalnya
belum boleh dibawa masuk. Abis itu aku mandi tapi mandi kali ini lebih serius
dari biasanya (mandi serius tuh apa coba? Gatau pokoknya mandi yang beda aja
gitu). Trus setelah selesai aku bersih2, aku ngeberesin barang2ku yang masih di
teras. Semua barang bawaanku aku semprot alkohol trus dilap sampe semua sisi.
Masker yg abis dipake, langsung dibuang. Baru, barang2ku boleh dibawa masuk ke
dalam rumah.
Ada perasaan lega pas sampe di rumah. Setelah 6 jam berada
di luar rumah yang bener2 berisiko. Setelah ini aku menjalani karantina mandiri
selama 14 hari dan aku harus pake masker selama 14 hari. Yaudah, ngga papa.
Pulang kali ini rasanya paling beda.