f

gigi sehat harus putih?

 Assalamualaikum.wr.wb

Sumber: freepik.com

Setelah membaca judulnya, diharapkan hadirin dapat menyiapkan cermin/kaca. Dipake buat eksplorasi atau mengamati gigi masing-masing. Boleh kaca bedak, kaca di dinding kamar, kaca yang biasa dipake make-up, asal jangan kaca-mata pak RT. (insert jokes). Beberapa orang (sebut saja relatives) ada yang nanyain atau ngomongin soal warna gigi, jadi mari bahas bareng di sini.

"gigi orang bisa putih gitu dah"

"gigi biar putih begitu diapain?"

"warna gigi ngga putih apa artinya ngga sehat?"

Kurang lebih begitu

.

Bisa dibilang, selain memperhatikan kesehatan gigi, masyarakat (pada umumnya) mulai memperhatikan penampilan gigi. Survey dari The American Academy of Cosmetic Dentistry (AACD) 2011, 'whiter and brighter teeth' was reported as the most common response to the question 'what would you most like to improve about your smile?'. Dan ternyata menurut penelitian, penampilan gigi dapat mendukung penampilan personal dan mempengaruhi tingkat percaya diri seseorang. Penampilan gigi yang putih, bersih, rapih, atau bisa dibilang estetik ini bisa jadi sebuah kebutuhan pada profesi tertentu misal presenter tv, public figure, dan sebagainya. Seiring waktu, banyak juga yang pingin punya gigi estetik. Betul tidakk?

Seperti yang kita ketahui bersama, gigi manusia itu strukturnya berlapis-lapis. Ada namanya lapisan enamel dan dentin. Keduanya dominan dalam memberikan warna. Ada juga penelitian yang bilang kalo enamel bahkan minor jadi mostly dentin. Warna gigi terjadi dari hasil pantulan warna yang menyebar dari dentin (inner) ke arah permukaan lapisan enamel gigi (outer) yang sifatnya translucent atau tembus cahaya (allowing light, but not detailed shapes, to pass through-kata google translate). Dari hasil observasi, struktur white teeth ada ruang inter-rod sedangkan pada yellow teeth ngga ada. Inter-rod pada enamel give an effect on light scattering ability atau kemampuan menghamburkan cahaya. Salah satu alasan gigi tampak putih karena meningkatnya light scattering ability ini dari adanya ruang inter-rod itu tadi. Pada yellow teeth, ditemukan ada 'partikel' yang mengisi ruang inter-rod. Warna kuning dari inner dentin jadi lebih terlihat karena berkuranya light scattering ability karena ada partikel di ruang inter-rodnya. (Wakasa et al., 2016).

Dentin merupakan biokomposit seperti tulang yang kaya protein. Mengandung sekitar 70% hidroksiapatit dengan protein (kolagen) dan sisanya air. Bedanya dengan enamel, enamel is a highly mineralized tissue mengandung sekitar 97% hidroksiapatit dengan bentuk struktur mikro yang tersusun kompleks. Dari situ lah sifat keras enamel. Warna hidroksiapatit lebih ke colorless atau putih juga translucent. Namun karena terjadi aus oleh kimia dan mekanis yang terus menerus dan dengan bertambahnya usia, lapisan ini bisa mengalami perubahan. Enamel akan menjadi lebih tipis dan lebih tembus pandang, dentin akan menjadi lebih terlihat dan warna gigi secara keseluruhan akan menjadi lebih gelap. Selain itu, juga karena stain dari makanan dan minuman yang dikonsumsi (teh, kopi, dll) atau kebiasaan merokok, minum alkohol, itu juga mempengaruhi terjadinya perubahan warna gigi.

Senyawa berwarna pada gigi disebut kromofor, berasal dari organik dan anorganik. Kromofor organik yaitu molekul organik kecil seperti tanin atau furfural, misal dari kopi, teh, dll sedangkan kromofor anorganik yaitu ion logam transisi berwarna seperti Fe2+ atau Fe3+, Cu2+, dan Mn2+. Kromofor menyerap cahaya dan memantulkan warna biasanya kuning atau kecoklatan (dalam pergigian). Karakteristik molekul ini: dia punya ikatan ganda (throwback kimia SMA) misal gugus karbonil atau gugus aromatik. 

Untuk mendapatkan gigi putih bisa dengan perawatan tooth whitening atau dental bleaching. Tentunya sebelum perawatan perlu diperiksa terlebih dahulu oleh dokter gigi. Nantinya hal tersebut dapat menjadi pertimbangan dalam perawatan. Namun satu hal yang perlu diperhatikan juga, gigi putih belum tentu sehat. Menurut sebuah artikel, gigi putih dari hasil pemutihan gigi masih rentan terhadap kerusakan gigi, juga dengan gusi yang masih rentan terhadap penyakit. 

Tapi tetep, kesehatan gigi dan mulut yang lebih utama. Kondisi gigi dan mulut yang sehat tidak hanya penting untuk mendukung keadaan senyum, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup. Artinya, sebetulnya bisa seimbang. Gigi tetap bisa dilakukan perawatan pemutihan gigi, namun perlu kita sadari bahwa kesehatan gigi jauh lebih penting daripada warna. 

Cara menjaga kesehatan gigi dan mulut (BONUS)

1. Sikat gigi 2x sehari: pagi setelah sarapan + malam sebelum tidur

2. Pakai benang gigi (dental floss) untuk membersihkan sela-sela gigi 

3. Mengatur konsumsi makanan dan minuman. Gula, soda, asam, atau yang berwarna hindari over consumption

4. Periksa gigi rutin 6 bulan sekali.

.

Jadi gimana hasil observasi giginya di cermin?


Shoutout to these 2 amazing girls for helping me out

@husniramajaya_

@__hani9


[Referensi]

https://www.dentalhealth.org/blog/why-a-white-smile-should-also-be-a-healthy-smile

Epple, M., Meyer, F., Enax, J. 2019. A critical review of modern concepts for teeth whitening. Dent J. 79(7): 1-13.

Khalid, A., Quinonez, C. 2015. Straight, white teeth as a social prerogative. Sociology of Health & Illnes. 0(0): 1-15.

Kwon, S.R., Tsubaki, T., Flax, H. 2011. Whitening roundtable. Journal of Cosmetic Dentistry. 27(1): 18-20.

Wakasa, M., Nakanishi, K., Manago, K., Isobe, T., Eshita, Y., Okamoto, M., Isshiki, T. 2016. Fine structure of tooth enamel in the yellowing human teeth: SEM and HRTEM studies. Microscopy Research and Technique. 79(1): 14-22.

CONVERSATION

2 comments:

  1. Very very insightful, terima kasih bu dok. Ditunggu lagi tulisan2 penuh wawasan lainnya!

    ReplyDelete