Assalamualaikum.wr.wb
Kembali lagi di blog extraordinary. Masih bersama saya, Fay Nabila.
Bukan, itu anak muda dan dancer dari IMB (Indonesia Mencari Bakat) yang dulu tayang di trans tv dengan host nya Omesh (woa jaman kapan itu). Tontonan paling ditunggu deh kayaknya. Oke saya ralat. Bersama saya, Fayza Zahira, anak muda dan mahasiswa yang kadang pelupa (kadang doang ya).
Tulisan kali ini membahas experience ujian OSCE dari rumah karena pandemi. Judulnya OSCE from home karena terinspirasi judul film "spiderman far from home" agak jauh sih, tapi ada home nya jadi yaudah.
Without any further ado, let's get started.
.
Sebulan yang lalu, tepatnya Senin 10 Mei aku dan teman-teman menjalani ujian OSCE, salah satu ujian selain SOCA yang bikin dag dig dug dan perlu persiapan ekstra. Tulisan tentang ujian SOCA saat corona bisa dibaca di sini
Sedikit cerita tentang OSCE, yaitu singkatan dari Objective Structured Clinical Examination. Ujian ini tujuannya menguji skill yang telah dipelajari. Setelah menjalani beberapa skills lab (tentunya online juga) dalam beberapa kali pertemuan, di akhir blok akan dilakukan ujian OSCE ini. Bedanya sama ujian SOCA yang berupa presentasi dan tanya jawab dengan dosen penguji, kalo ujian OSCE mempraktekan atau melakukan tindakan tersebut. Misal, kasus bedah berarti tahapan perawatannya mulai dari persiapan alat-bahan, kasih anestesi, bedah, sampai instruksi ke pasien dilakukan beneran. Hanya, yang tindakan anestesi dan bedahnya dilakukan di model gigi terus yang instruksi dan edukasi ke pasien dilakukan ke dosen penguji. Diasumsikan dosen pengujinya itu sebagai pasiennya.
Kali ini OSCE dilaksanakan di blok MEDEM atau Medical Emergency. Topik skills labnya terkait dengan kasus-kasus emergency atau gawat darurat baik medis maupun dental. Kalo ngga salah ada 6 skills lab: skills lab RJP (Resusitasi Jantung Paru), syncope, tersedak, syok anafilaktik, insisi drainase abses rongga mulut, operkulektomi, dan reposisi mandibula. Eh 7 skills lab deng.
3 hari sebelumnya, hari Jumat 7 Mei diberikan pengarahan terkait pelaksanaa OSCE online. Oiya, ini pengalaman OSCE online pertama dan terakhir di jenjang S1 (mungkin?). Saat pengarahan, diberi tahu teknis ujiannya, alat bahan yang perlu dipersiapkan, pakaian ujian, dll. OSCE kali ini ada 1 stase dan waktunya 10 menit. Di antara skills lab yang pernah dilakukan, salah satunya sebagai soal OSCE. Tentunya, soal diberikan on the spot jadi sebelum itu perlu persiapan belajar dan latihan.
Sama seperti saat ujian SOCA, belajar dan latihannya mengandalkan zoom dan whatsapp. Partner belajar buat persiapan ujian OSCE ini adalah Dona, si manusia super. Super pinter dan super detail. Shot out to this girl! Meskipun pas latihan sempet lupa, mau melakukan insisi drainase kasus abses ngga pake anestesi dulu wkwkw. Ngga papa, kan latihan. Sempet nanya-nanya dan sharing juga sama temen-temen yang lain soal materi via whatsapp.
Setelah belajar dan berlatih, bismillah hari H ujian. Kita semua sudah join di zoom sekitar jam 08.30, ujian dimulai jam 09.00. Alat dan bahan yang diperlukan udah siap, temen-temen juga udah rapih pakai pakaian hitam putih + jas lab. Setelah nunggu giliran masuk room ujian sekitar 30 menitan, akhirnya masuk room, dan mulai ujian. Jeng jeng jeng ternyata kasus ujiannya abses di gigi rahang atas. Bismillah, mastatho'tum. 10 menit berlalu, gantian temenku yang lain masuk room ujian.
Setelah selesai ujiain, sedikit cerita-cerita tentang ujian tadi sama beberapa teman. Tentu, lewat whatsapp. Terus tidak lupa foto bareng dan cerita juga tentang idul fitri tahun ini. Cerita soal pemudik yang disuruh putar balik. We feel you :') karena mostly teman-teman juga perantau (wez bahasanya perantau cuy). Pengalaman ujian OSCE frome home yang tidak terganti nih. Wehehe.
Alhamdulillah, diberi kabar oleh dosen kita semua lulus ujian OSCE. Semoga ilmu yang telah dipelajari bermanfaat dan bisa selalu hinggap di kepala. Aamiin.
Special thanks to:
Dona!
0 comments:
Post a Comment